Selasa, 16 Juni 2009

Pentingnya Pengembangan Energi Alternatif

1.JUDUL : ENERGI ALTERNATIF
Biodiesel sebagai Bahan Bakar Alternatif Masa Depan
2.MASALAH :Apa yang menjadi latar belakang dikembangkannya biodiesel dan bagaimana prospek energi alternatif biodiesel ini ke depannya?
3.PEMBAHASAN:
Alasan utama dikembangkannya teknologi yang dapat menghasilkan energi alternatif ini adalah karena Indonesia sedang mengalami kondisi krisis bahan bakar minyak (BBM). Penyebabnya tidak lain karena pertumbuhan konsumsi bahan bakar minyak yang sangat cepat hingga di atas 10% per tahun. Apalagi di tengah harga minyak mentah dunia yang mencapai US$ 60 per barel hal ini tentu membuat pemerintah makin terjepit karena semakin banyaknya dana yang harus dikeluarkan untuk subsidi BBM. Negara kita, Indonesia, meski kaya akan sumber-sumber minyak mentah dan tercatat sebagai negara eksportir minyak dunia tetapi juga masih mengimpor minyak mentah dalam jumlah yang cukup besar sehingga ketika kondisi harga minyak mentah sedang tinggi pasar dalam negeripun ikut terguncang.
Oleh karena itu, pemerintah berupaya mencari solusi dari permasalahan ini. Upaya yang dilakukan adalah dengan membuat regulasi tentang penghematan energi nasional dan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Pemerintah dengan dibantu oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah berusaha mengembangkan sumber daya energi alternatif yang mampu mensubstitusi BBM. Beberapa sumber energi yang dikembangkan salah satunya biofuel termasuk di dalamnya adalah biodiesel. Pemerintah merasa sudah saatnyalah mulai melakukan diversifikasi energi. Biodiesel sendiri adalah bahan kimia yang dipakai sebagai chemical additive untuk minyak diesel atau sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan kerena berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti minyak tanaman kelapa sawit, jarak pagar (Jatropa curcas), dan masih banyak yang lain. Namun, Departemen Pertanian menilai kelapa sawit adalah bahan baku biodiesel yang paling siap untuk dikomersilkan. Kebijakan komersialisasi kelapa sawit untuk bahan baku biodiesel diambil agar ekspor kelapa sawit Indonesia tidak lagi hanya berupa bahan mentah CPO (Crude palm Oil) tetapi juga berbentuk hasil olahan. Hal ini juga bisa dijadikan alternatif bila harga kelapa sawit jatuh akibat suplai yang berlebihan.
Pemerintah menilai prospek biodiesel ini di masa depan akan sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan ketersediaan minyak bumi di dunia semakin hari menipis sedangkan permintaan minyak untuk bahan bakar semakin meningkat. Misalnya di Indonesia sendiri kebutuhan akan minyak solar sangat tinggi dimana 30% di antaranya dipenuhi dari impor. Sehingga bila terus menggantungkan cadangan minyak dunia yang semakin menipis maka rakyat akan terancam mengalami krisis bahan bakar. Padahal bahan bakar memegang andil yang sangat besar pada kehidupan manusia baik itu untuk transportasi hingga industri. Oleh karena itu pengembangan energi alternatif ini akan memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang.
Sebagai gambarannya jumlah kebutuhan biodiesel akan sangat besar baik itu di dalam maupun di luar negeri. Di Indonesia diperkirakan pemakai solar per tahun mencapai 44 juta kiloliter. Menurut data dari Dirjen Energi dan Sumber Daya Mineral, untuk industri sekitar 6 juta kiloliter. Bila industri memakai 20 % biodiesel maka akan diperlukan 1,2 juta kiloliter/tahun. Untuk kebutuhan PLN sekitar 12 juta kiloliter solar, bila menggunakan 20% biodiesel maka dibutuhkan 2,4 juta kiloliter/tahun. sedangkan untuk sektor transportasi saja membutuhkan 26 juta kiloliter solar dan dengan asumsi memakai 2% biodiesel kan dibutuhkan 520 ribu kiloliter/tahun. Total kebutuhan biodiesel secara nasional mencapai 4,12 juta kiloliter/ tahun. Pada tahun 2009 jumlah kebutuhan biodiesel dari kelapa sawit diperkirakan mencapai 2 % dari konsumsi solar atau sekitar 0,7 juta kiloliter. Untuk jumlah tersebut diperlukan 200 ribu hektar kebun sawit, pabrik berkapasitas 33 ribu ton pertahun sebanyak 22 unit denagn nilai investasi sebesar Rp 1,32 triliun. Nilai investasi ini akan terus meningkat menjadi Rp 9 tiliun pada 2025 karena kebutuhan biodiesel sudah mencapai 5% dari konsumsi solar.
Faktor yang menjadikan biodiesel memiliki prospek yang cerah juga disebabkan karena bahan baku yang diperlukan tersedia melimpah di negara kita. Misalnya adalah kelapa sawit di mana kita ketahui bahwa kelapa sawit menjadi komoditi unggulan di negara kita dan Indonesia adalah negara produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia. Produksi CPO nasional mencapai 9 juta ton per tahun. Besarnya produksi CPO ini juga dapat menjadi bukti bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Bahkan tanah tandus di Indonesia pun bisa menyelamatkan kesulitan negeri ini dalam menyediakan BBM untuk rakyat. Karena dari sekitar 13 juta hektar tanah tandus di seluruh Indonesia bila ditanami jarak pagar dapat menghasilkan lebih dari 400 ribu barel solar per hari.

4.KESIMPULAN DAN SARAN:
Minyak atau bahan bakar fosil lainnya tersedia dalam jumlah yang terbatas dan tidak dapat diperbarui (unrenewable resources). Dan sekarang cadangan minyak dunia semakin menipis padahal permintaan akan bahan bakar minyak ini semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya energi yang baru atau energi alternatif memang mutlak diperlukan untuk mencegah krisis akan bahan bakar minyak.
Pemerintah dengan dibantu lembaga-lembaga yang berkompeten telah melakukan berbagai upaya di antaranya dengan membuat regulasi tentang penghematan pemakaian energi nasioanal dan mengembangkan teknologi penghasil energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Namun, semua usaha pasti menemui kendala atau hambatannya masing-masing. Kendala yang ditemui di antaranya adalah kurang pedulinya masyarakat dengan himbauan pemerintah untuk melakukan penghematan energi serta minimnya informasi soal energi alternatif yang bisa digunakan sebagai pengganti BBM. Sehingga kebijakan-kebijakan yang bertujuan demi kebaikan bersama ini kurang begitu poluler di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, pemerintah didesak oleh beberapa kalangan untuk lebih mensosialisasikan kebijakannya dan apabila diperlukan dapat bertindak tegas dengan mengurangi subsidi BBM dan mengalihkan sebagian dananya untuk pengembangan energi alternatif. Awalnya pahit memang tetapi hal ini akan berdampak baik untuk kehidupan masyarakat di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar